Tuesday, November 3, 2009

Jam Tangan



Seorang pemuda sedang dalam perjalanan kembali ke Jakarta dengan
kereta api. Persis di depannya duduk seorang bapak. Setelah lama
berdiam diri, sambil menguap sang pemuda bertanya kepada bapak
tersebut, "Jam berapa sekarang, Pak???"

Sebuah pertanyaan yang biasa kita lakukan di manapun kapanpun dan
kepada siapapun, dan biasanya kita selalu dapat jawaban.

Tapi kali ini sungguh di luar dugaan, si bapak diam saja. Mengira sang
bapak agak kurang dengar, pemuda tersebut mengulanginya sampai 3 kali,
namun si bapak tetap diam tidak bergeming sedikitpun.

Merasa kesal, pemuda langsung mencolek bapak tersebut dan berkata,
"Saya heran, mengapa Bapak tidak menjawab pertanyaan saya? Apa sich
susahnya," tanyanya kesal.

Si bapak menjawab dengan tenang: "Bukannya saya nggak mau menjawab,
tapi nanti kalau saya jawab, kita pasti ngomong-ngomong lagi soal ini
soal itu, terus sampai nanti kita jadi akrab."

Si pemuda melongo mendengar ceramah si bapak, terus dia tanya lagi,
"Lalu, apa salahnya kalau kita akrab".

Si bapak bilang, "Nanti anak gadis dan istri saya akan menjemput saya
di Gambir. Kalau kita sudah akrab, nanti kita akan turun sama-sama,
terus saya pasti memperkenalkan mereka sama kamu".

Si pemuda tambah bingung, "Terus, Pak??" tanyanya lagi penasaran.

"Istri saya tuch orangnya baik sekali sama semua orang. Nanti dia
pasti nawarin kamu mampir ke rumah. Nanti kamu mampir dan pasti mandi
di rumah saya, terus makan di rumah saya, nanti kamu lama-lama bisa
akrab dengan anak gadis saya dan kamu bisa jadi pacar anak saya dan
lama-lama kamu bisa jadi menantu saya." lanjut si bapak.

Sang pemuda yang tadi sudah bingung sekarang menjadi makin bingung,
lantas dia tanya, "Terus apa hubungannya sama pertanyaan saya yang
pertama?"

Sambil berdiri dan dengan lantang bapak tersebut menjawab,
"Masalahnya ... SAYA TIDAK MAU PUNYA MENANTU SEPERTI KAMU, JAM TANGAN SAJA NGGAK PUNYA!!!"

No comments:

Post a Comment