SHALOM...Saya mau meneruskan kesaksian saya, dan saya berharap kesaksian saya bisa menjadi berkat. Saya ingin menceritakan suka duka saya dalam mengiring Kristus. Pada hari pertama saya dan kakak saya kegereja kan kami sangat bersukacita, lalu sore harinya kami berdua pergi kerumah nenek dari bapak. Tapi begitu kami mau masuk halaman rumah nenek kami di hadang oleh tante kami yang ternyata pada siang harinya melihat kami ada digereja. Kami masih ditepi jalan, dan langsung dicecar dengan pertanyaan yang bertubi-tubi. Kenapa kami tadi kok ada digereja, dll.
Singkatnya mereka marah besar waktu kami jawab bahwa kami sekarang udah masuk kristen. Ahirnya kami tidak diijinkan masuk rumah nenek kami. Kami langsung diusir dam tante kami berpesan nanti malam orangtua kami harus datang untuk menjelaskan pada keluarga besar mereka. Lalu sambil menangis kami berdua pulang kerumah, dan telinga kami masih mendengar ucapan tante kami bahwa kami udah murtad dan jadi orang kafir. Sampai dirumah ibu saya kaget karena kami begitu cepat pulang dan sambil menangis. Lalu kami ceritakan apa yang terjadi pada orangtua kami.
Singkatnya malam harinya ayah saya dan kakak saya yang datang kerumah nenek untuk disidang dihadapan keluarga besar ayah kami. Sedangkan saya dirumah terus menangis ditemani ibu saya. Saya terus berdoa sambil menangis, kenapa baru ikut Tuhan kok udah begini. Tapi saya udah mantap apapun yang terjadi saya tetap pada pilihan saya. Dan ketika ayah dan kakak saya pulang kerumah, mereka ceritakan apa yang terjadi waktu disidang didepan seluruh keluarga besar ayah saya. Semua saudara saya memarahi ayah saya karena tidak bisa mendidik anak, sehingga saya dan kakak saya jadi orang yang murtad, membuat malu keluarga besar mereka, karena belum pernah ada dalam sejarah keluarga K.H sidik (kakek saya) yang jadi orang kristen, murtad, kafir dsb. Dan seluruh keluarga menekan ayah dan kakak saya kalo kami berdua tetap mau masuk kristen, maka nama kami sekeluarga akan dihapus dari daftar anggota keluarga besar mereka. Dan kami tidak diijinkan memasuki rumah mereka, karena mereka sudah tidak sudi melihat muka kami yang sudah menodai agama dan menjadi murtad.
Tapi saya tetap bersyukur karena apapun yang terjadi ayah kami tetap membela kami. Ahirnya sejak saat itu kami dimusuhi olek keluarga dari ayah saya. Tapi cobaan belum selesai, disekolah kami yang baru juga kami terima cobaan lagi. Pada waktu pelajaran PMP dikelas, tiba tiba guru kami memanggil nama kami dan menanyai kami seputar berita bahwa kami pindah agama.
Didepan kelas kami dipermalukan, karena teman sekelas mengejek kami dengan sebutan orang krislam, murtad dsb. Dan waktu jam istirahat pun semua teman dari kelas lain juga ramai membicarakan kami. Rasanya kami ingin menangis, tapi kami tahan sampai kami pulang sekolah. Dirumah kami menangis dihadapan orangtua kami dan saudara dari ibu kami. Rasanya kalo kami mau berangkat sekolah jadi takut dan malu, karena semua mata memandang kami dengan sinis dan mengatai kami orang yang murtad. Tapi kami tetap teguhkan hati kami, karena ini udah pilihan kami sendiri.
Hari demi hari kami lalui bersama Tuhan dan kami udah tidak peduli walaupun dimusuhi keluarga besar dari ayah saya, dan diejek teman sekolah. Tapi cobaan belum selesai sampai disitu.
Menjelang kelulusan kami, ada berita tak terduga dan yang tidak kami inginkan. Pakde kami mengalami kecelakaan mobil, dan dipanggil Bapa disurga. Yang lebih mengejutkan lagi, orangtua kami kehilangan pekerjaan dan uang yang sedianya untuk biaya kami sekolah tidak bisa kembali karena sudah terlanjur ditanam modal untuk sebuah lembaga yang dipimpin pakde kami. Sedangkan lembaga itu baru mulai berjalan tapi pakde udah dipanggil Tuhan duluan. Jadi uang ga bisa kembali, orang tua saya kehilangan pekerjaan. Dan kami berdua pun tidak bisa meneruskan sekolah ke SMU.
Kami hanya bisa menangis setiap hari, dan semua keluarga dari ayah saya bersorak kegirangan melihat keadaan kami. mereka menyalahkan kami, karena kami sudah murtad jadi kami menerima akibatnya. Dan mereka minta kami berdua untuk kembali ke muslim lagi, maka seluruh biaya sekolah dan keluarga kami akan ditanggung semua karena kakek saya orang yang cukup kaya di desanya. Tapi saya dan kakak saya tidak mau kembali kepada kepecayaan kami yang lama. Meskipun kami hampir putus asa, tiap hari menangis karena harus putus sekolah. Tapi kami tetap mau mengikuti jalan Tuhan apapun yang terjadi.
Meskipun sebagai orang yang baru masuk kristen kami belum begitu mengerti firman Tuhan, tapi kami punya keyakinan bahwa Tuhan akan membuka jalan bagi kami. Yang penting kami setia pada panggilanNya. Dan beberapa bulan dirumah kembuat kami semakin sedih karena tiap hari melihat teman sebaya yang memakai seragam sekolah. Lalu ada saudara kami yang mengajak kami kerja dibandung, daripada kami nanti stres dirumah terus. Ahirnya meskipun kami masih kecil kami nekat minta ijin orangtua kami untuk ikut kerja dibandung supaya tidak nganggur dirumah dan sedih terus. Singkatnya kami kerja disuatu pabrik dibandung-cimahi.
Dan dibandunglah Tuhan mulai membentuk kami sehingga kami semakin teguh dan mengasihi Tuhan Yesus. Karena dibandung kami bisa bertemu kakak-kakak rohani yang bisa membimbing iman kami, dan ahirnya kami dibaptis dibandung. Dan beberapa bulan dibandung tak terasa, orangtua kami kirim surat supaya kami kembali kejawa untuk daftar sekolah lagi karena sudah mau mulai tahun ajaran baru. Tapi kami jadi bimbang, antara mau melanjutkan sekolah atau tetap dibandung. Kalo kami pulang kerumah, kami bisa sekolah lagi tapi iman kami bisa turun lagi karena tidak ada yang membimbing. Tapi kalo kami tetap dibandung iman kami akan terus naik, tapi kami tidak bisa meneruskan sekolah lagi. Setelah berdoa dan minta petunjuk Tuhan dan kakak rohani. Ahirnya kami putuskan untuk tetap dibandung karena roh kami sedang menyala-nyala untuk mengenal Tuhan lebih lagi. Kami lebih rela kehilangan waktu sekolah daripada kami kehilangan kesempatan untuk bertumbuh dalam Tuhan.
Ahirnya tidak terasa sekitar 6 th kami tinggal dibandung, dan penyertaan Tuhan dalam hidup kami tidak pernah berhenti. Tidak sia-sia kami meninggalkan semuanya untuk mengikuti Tuhan, Karena didalam Tuhan hidup kami diubahkan. Iman kami semakin menyala-nyala, tidak peduli hujan panas pokoknya setiap ada acara digereja kami selalu ikut serta. Dan semakin hari semakin kami lebih mengerti firman Tuhan, dan kami praktekkan dalam hidup kami. Hasilnya seluruh keluarga dari ayah saya mau menerima kami kembali dan mereka mulai berani mengatakan bahwa kami sungguh berbeda, tidak seperti anak-anak mereka. Mereka bilang kami berdua anak-anak yang berbakti, dsb.
Singkatnya mereka mulai mengakui ternyata setelah kami masuk kristen malah hidup kami jauh lebih baik dari hidup mereka. Haleluya...biarlah nama Tuhan dipermuliakan. Jadi pesan saya, apapun cobaan yang harus kita terima saat kita mengiring Tuhan. Jangan pernah menyerah, tapi percayalah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu bagi kita untuk mendatangkan kebaikan. Yang penting, mengucap syukur meski kita dihina karena nama Tuhan. Percayalah, DIA yang akan menjadi pembela kita. Yang penting jangan kita membenci orang yang memusuhi kita, tapi tetap mengasihi mereka dan doakan mereka selalu. Maka Tuhan sendiri yang akan bertindak.
Dan Puji Tuhan sejak saat itu seluruh keluarga besar ayah saya menaruh respect yang baik, dan bahkan menjadikan kami berdua contoh bagi anak-anaknya. Saudara...dukung dalam doa supaya orangtua dan saudara-saudara saya juga mau menyerahkan hidup bagi Kristus. Sampai disini dulu kesaksian saya. Lain kali saya akan sambung lagi, bagaimana Tuhan begitu baik dan memperhatikan hidup kami. Dan bagaimana kami bisa sampai kerja di Hongkong. Semuanya karena Tuhan sudah mengatur kami dalam rencanaNya supaya kami bisa menjadi berkat bagi keluarga kami dan terhindar dari krisis moneter.
Kalau ada saran dan masukan silahkan kirim ke e-mail saya, dengan senang hati saya akan membalas.GOD BLESS YOU ALL...
Singkatnya mereka marah besar waktu kami jawab bahwa kami sekarang udah masuk kristen. Ahirnya kami tidak diijinkan masuk rumah nenek kami. Kami langsung diusir dam tante kami berpesan nanti malam orangtua kami harus datang untuk menjelaskan pada keluarga besar mereka. Lalu sambil menangis kami berdua pulang kerumah, dan telinga kami masih mendengar ucapan tante kami bahwa kami udah murtad dan jadi orang kafir. Sampai dirumah ibu saya kaget karena kami begitu cepat pulang dan sambil menangis. Lalu kami ceritakan apa yang terjadi pada orangtua kami.
Singkatnya malam harinya ayah saya dan kakak saya yang datang kerumah nenek untuk disidang dihadapan keluarga besar ayah kami. Sedangkan saya dirumah terus menangis ditemani ibu saya. Saya terus berdoa sambil menangis, kenapa baru ikut Tuhan kok udah begini. Tapi saya udah mantap apapun yang terjadi saya tetap pada pilihan saya. Dan ketika ayah dan kakak saya pulang kerumah, mereka ceritakan apa yang terjadi waktu disidang didepan seluruh keluarga besar ayah saya. Semua saudara saya memarahi ayah saya karena tidak bisa mendidik anak, sehingga saya dan kakak saya jadi orang yang murtad, membuat malu keluarga besar mereka, karena belum pernah ada dalam sejarah keluarga K.H sidik (kakek saya) yang jadi orang kristen, murtad, kafir dsb. Dan seluruh keluarga menekan ayah dan kakak saya kalo kami berdua tetap mau masuk kristen, maka nama kami sekeluarga akan dihapus dari daftar anggota keluarga besar mereka. Dan kami tidak diijinkan memasuki rumah mereka, karena mereka sudah tidak sudi melihat muka kami yang sudah menodai agama dan menjadi murtad.
Tapi saya tetap bersyukur karena apapun yang terjadi ayah kami tetap membela kami. Ahirnya sejak saat itu kami dimusuhi olek keluarga dari ayah saya. Tapi cobaan belum selesai, disekolah kami yang baru juga kami terima cobaan lagi. Pada waktu pelajaran PMP dikelas, tiba tiba guru kami memanggil nama kami dan menanyai kami seputar berita bahwa kami pindah agama.
Didepan kelas kami dipermalukan, karena teman sekelas mengejek kami dengan sebutan orang krislam, murtad dsb. Dan waktu jam istirahat pun semua teman dari kelas lain juga ramai membicarakan kami. Rasanya kami ingin menangis, tapi kami tahan sampai kami pulang sekolah. Dirumah kami menangis dihadapan orangtua kami dan saudara dari ibu kami. Rasanya kalo kami mau berangkat sekolah jadi takut dan malu, karena semua mata memandang kami dengan sinis dan mengatai kami orang yang murtad. Tapi kami tetap teguhkan hati kami, karena ini udah pilihan kami sendiri.
Hari demi hari kami lalui bersama Tuhan dan kami udah tidak peduli walaupun dimusuhi keluarga besar dari ayah saya, dan diejek teman sekolah. Tapi cobaan belum selesai sampai disitu.
Menjelang kelulusan kami, ada berita tak terduga dan yang tidak kami inginkan. Pakde kami mengalami kecelakaan mobil, dan dipanggil Bapa disurga. Yang lebih mengejutkan lagi, orangtua kami kehilangan pekerjaan dan uang yang sedianya untuk biaya kami sekolah tidak bisa kembali karena sudah terlanjur ditanam modal untuk sebuah lembaga yang dipimpin pakde kami. Sedangkan lembaga itu baru mulai berjalan tapi pakde udah dipanggil Tuhan duluan. Jadi uang ga bisa kembali, orang tua saya kehilangan pekerjaan. Dan kami berdua pun tidak bisa meneruskan sekolah ke SMU.
Kami hanya bisa menangis setiap hari, dan semua keluarga dari ayah saya bersorak kegirangan melihat keadaan kami. mereka menyalahkan kami, karena kami sudah murtad jadi kami menerima akibatnya. Dan mereka minta kami berdua untuk kembali ke muslim lagi, maka seluruh biaya sekolah dan keluarga kami akan ditanggung semua karena kakek saya orang yang cukup kaya di desanya. Tapi saya dan kakak saya tidak mau kembali kepada kepecayaan kami yang lama. Meskipun kami hampir putus asa, tiap hari menangis karena harus putus sekolah. Tapi kami tetap mau mengikuti jalan Tuhan apapun yang terjadi.
Meskipun sebagai orang yang baru masuk kristen kami belum begitu mengerti firman Tuhan, tapi kami punya keyakinan bahwa Tuhan akan membuka jalan bagi kami. Yang penting kami setia pada panggilanNya. Dan beberapa bulan dirumah kembuat kami semakin sedih karena tiap hari melihat teman sebaya yang memakai seragam sekolah. Lalu ada saudara kami yang mengajak kami kerja dibandung, daripada kami nanti stres dirumah terus. Ahirnya meskipun kami masih kecil kami nekat minta ijin orangtua kami untuk ikut kerja dibandung supaya tidak nganggur dirumah dan sedih terus. Singkatnya kami kerja disuatu pabrik dibandung-cimahi.
Dan dibandunglah Tuhan mulai membentuk kami sehingga kami semakin teguh dan mengasihi Tuhan Yesus. Karena dibandung kami bisa bertemu kakak-kakak rohani yang bisa membimbing iman kami, dan ahirnya kami dibaptis dibandung. Dan beberapa bulan dibandung tak terasa, orangtua kami kirim surat supaya kami kembali kejawa untuk daftar sekolah lagi karena sudah mau mulai tahun ajaran baru. Tapi kami jadi bimbang, antara mau melanjutkan sekolah atau tetap dibandung. Kalo kami pulang kerumah, kami bisa sekolah lagi tapi iman kami bisa turun lagi karena tidak ada yang membimbing. Tapi kalo kami tetap dibandung iman kami akan terus naik, tapi kami tidak bisa meneruskan sekolah lagi. Setelah berdoa dan minta petunjuk Tuhan dan kakak rohani. Ahirnya kami putuskan untuk tetap dibandung karena roh kami sedang menyala-nyala untuk mengenal Tuhan lebih lagi. Kami lebih rela kehilangan waktu sekolah daripada kami kehilangan kesempatan untuk bertumbuh dalam Tuhan.
Ahirnya tidak terasa sekitar 6 th kami tinggal dibandung, dan penyertaan Tuhan dalam hidup kami tidak pernah berhenti. Tidak sia-sia kami meninggalkan semuanya untuk mengikuti Tuhan, Karena didalam Tuhan hidup kami diubahkan. Iman kami semakin menyala-nyala, tidak peduli hujan panas pokoknya setiap ada acara digereja kami selalu ikut serta. Dan semakin hari semakin kami lebih mengerti firman Tuhan, dan kami praktekkan dalam hidup kami. Hasilnya seluruh keluarga dari ayah saya mau menerima kami kembali dan mereka mulai berani mengatakan bahwa kami sungguh berbeda, tidak seperti anak-anak mereka. Mereka bilang kami berdua anak-anak yang berbakti, dsb.
Singkatnya mereka mulai mengakui ternyata setelah kami masuk kristen malah hidup kami jauh lebih baik dari hidup mereka. Haleluya...biarlah nama Tuhan dipermuliakan. Jadi pesan saya, apapun cobaan yang harus kita terima saat kita mengiring Tuhan. Jangan pernah menyerah, tapi percayalah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu bagi kita untuk mendatangkan kebaikan. Yang penting, mengucap syukur meski kita dihina karena nama Tuhan. Percayalah, DIA yang akan menjadi pembela kita. Yang penting jangan kita membenci orang yang memusuhi kita, tapi tetap mengasihi mereka dan doakan mereka selalu. Maka Tuhan sendiri yang akan bertindak.
Dan Puji Tuhan sejak saat itu seluruh keluarga besar ayah saya menaruh respect yang baik, dan bahkan menjadikan kami berdua contoh bagi anak-anaknya. Saudara...dukung dalam doa supaya orangtua dan saudara-saudara saya juga mau menyerahkan hidup bagi Kristus. Sampai disini dulu kesaksian saya. Lain kali saya akan sambung lagi, bagaimana Tuhan begitu baik dan memperhatikan hidup kami. Dan bagaimana kami bisa sampai kerja di Hongkong. Semuanya karena Tuhan sudah mengatur kami dalam rencanaNya supaya kami bisa menjadi berkat bagi keluarga kami dan terhindar dari krisis moneter.
Kalau ada saran dan masukan silahkan kirim ke e-mail saya, dengan senang hati saya akan membalas.GOD BLESS YOU ALL...

No comments:
Post a Comment